Info Ngapak *****)
Assalamu'alaikum warrohmatullohi wabarokatuh,
Assalamu'alaikum warrohmatullohi wabarokatuh,
Pertama-tama puji syukur marilah kita panjatkan kepada Alloh SWT. Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan kita berbagai kenikmatan hidup berupa kesehatan, kesempatan, rejeki, dan kita dapat berjumpa dalam forum ini khususnya bagi komunitas warga masyarakat eks Karesidenan Banyumas yang meliputi wilayah: Purbalingga, Banyumas, Banjarnegara, Cilacap dan sekitarnya, khususnya yang berbahasa sama yaitu Banyumasan ngapak. Penulispun juga merasa bangga menjadi bagian dari masyarakat tersebut di atas.
Tentang Komunitas Linggamas; sebenarnya hanyalah sebuah gejala atau identifikasi yang menunjukan bahwa saat ini khususnya masyarakat wilayah Purbalingga bagian selatan dan Banyumas bagian timur sedang mengalami perubahan positif. Wilayah yang berbatasan langsung dan dipisahkan oleh sungai Klawing ini mengakibatkan hubungan masyarakat kedua wilayah tersebut kurang intent. Secara geografis, sosial, dan kultur budaya sebenarnya tidak banyak perbedaan. Masyarakat di wilayah ini telah berpuluh-puluh tahun lamanya mendambakan sarana transportasi yang memadai dan lancar, namun belum ada cara yang tepat untuk merealisasikan. Nenek moyang kita yang adi luhung dengan kearifan lokalnya sering menyampaikan kepada anak cucunya suatu gagasan batin (semacam ramalan masa depan) bahwa :"kowe anak lan putuku pada, mbesuk yen ana rejaning jaman, lunga mpasar ora nganti selabuhan, ora nglangi, ora mbaita, nanging mlaku sanduwuring banyu kali" (terjemahan bebasnya: kamu anak dan cucuku sekalian, suatu saat nanti kalau ada perubahan zaman, pergi ke pasar waktunya sangat singkat tidak seharian, tidak berenang, tidak naik perahu, tetapi dapat berjalan di atas air sungai). Kenyataannya sekarang, ramalan tentang perubahan seperti tersebut di atas terjadi. Berkat adanya program pemerintah dua Kabupaten yang mengakomodir keinginan masyarakat untuk membuat sebuah bangunan jembatan sebagai penghubung desa Kedungbenda di Purbalingga dan desa Petir di Banyumas.
Dibandingkan dengan daerah lain di dalam lingkungan kedua Kabupaten, wilayah ini termasuk kurang beruntung karena pembangunan ekonomi dan sosialnya terlambat, biaya transportasinya tinggi, komunikasi baru masuk, sedang pengembangan potensi daerahnya belum optimal.
Respon positip dan antusias masyarakat terhadap pembangunan jembatan penghubung yang sedang dikerjakan oleh pemerintah dua Kabupaten didukung dengan pemberian nama 'Linggamas' (singkatan dari Purbalingga-Banyumas, bisa juga diartikan sebagai lingga/ tonggak yang terbuat dari emas, atau suatu pekerjaan monumental yang gemilang) yang mencirikan hubungan dua Kabupaten tersebut. Harapan masyarakat; dengan terbukanya dua wilayah akan menjadi multiplier effect pembangunan di bidang : ekonomi, pendidikan, keagamaan, budaya, perdagangan, pertanian, peternakan, UKM/industri, dan talent/mode. Namun demikian resikonyapun ada seperti: masuknya tindak kejahatan, penyalah gunaan narkoba/nafsa, seks/pergaulan bebas, dan budaya konsumerisme.
Apabila masyarakat dapat mengeliminir resiko tersebut tentunya kesejahteraan dan ketentraman masyarakat akan terwujud. Lebih-lebih apabila pemerintah Kabupaten beserta jajaran dinas-dinasnya bergandengan tangan dengan Ormas/LSM yang komitment tetap konsisten mengawal pembangunan wilayah ini hingga terwujud.
Masyarakat yang menghadapi perubahan ini merasa gembira dan menyatukan diri bergabung dalam menyambut pembangunan yang sedang dilaksanakan. Komunitas masyarakat yang berada di lingkungan ini dan mereka yang mempunyai perhatian terhadap pembangunan wilayah inilah yang disebut 'Komunitas Linggamas'.
Doc.by Bio