E-GAMELAN

Senin, 22 Juli 20130 komentar



Demo E-Gamelan.
Membaca judul di atas bagi para penggiat IT lebih-lebih yang awam, pastilah terbersit tandatanya, bahkan penasaran. Yang dimaksud e-Gamelan atau Elektronik Gamelan disini ialah suara instrumen musik Gamelan yang dihasilkan secara elektronik, atau istilah IT-nya instrumen digital. Jadi merupakan bentuk virtualisasi atau digitalisasi dari nada-nada Gamelan asli (analog) dengan wilahan not masing-masing instrumen yang dirubah menjadi data digital melalui program komputer.  Lain halnya dengan gendang elektronik, electone, syntetizer, piano elektronik, atau alat-alat musik elektronik lainnya, dimana mempunyai standar vibra atau frekuensi yang sama karena sejak awal memang nada-nadanya berasal dari data elektronik.

Sedangkan nada-nada e-Gamelan dihasilkan/berasal dari perangkat Gamelan Keraton Kasunanan Surakarta dan Pura Pakualaman Yogyakarta yang mempunyai ciri masing-masing, sehingga “ngeng” atau bobot nada-nada yang dihasilkanyapun sama persis dengan Gamelan aslinya. Dimana “ngeng” Gamelan versi Keraton Surakarta dan Yogyakarta itu sejatinya berbeda, sehingga hasil digitalisasinyapun seharusnya juga berbeda karena vibranya juga berbeda. Di sinilah keunikannya. Anda masih penasaran?, pembaca kami ajak untuk menyimak pembahasan sejumlah artikel di bawah ini yang kami turunkan dari situs milik Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang, atau anda dapat juga mengunjunginya langsung ke alamat http://www.eGamelanku.com

Unidus Kembangkan Gamelan Digital

Musik Gamelan dewasa ini sudah jarang terdengar dan terpinggirkan. Masyarakat pun tak terkecuali orang Jawa Tengah perlahan mulai meninggalkan musik asli peninggalan para pendahulunya itu. Ini merupakan dampak dari arus globalisasi yang menggerus nilai-nilai dan budaya di masyarakat. Mencegah hilangnya musik Gamelan, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat (Keraton Solo) bekerja sama dengan Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang mengambil terobosan dengan membuat Gamelan elektronik atau e-Gamelan.

Kerabat Keraton Solo, Kanjeng Pangeran (KP) Edy S. Wirabhumi mengatakan, program tersebut sebagai upaya untuk lebih mengenalkan seni budaya Gamelan ke masyarakat dunia. Selain itu, menjadi bentuk kepedulian untuk memudahkan anak-anak muda agar lebih mengetahui tentang Gamelan dan belajar mengenai Gamelan.

“Upaya digitalisasi Gamelan ini hasil kerja sama antara Keraton Solo dan Udinus Semarang. Launching dilangsungkan pada bulan Juni 2012, acara dimajukan karena strategi pasar dan mengingat perkembangan teknologi saat ini sangatlah cepat,” kata Edy S. di Bangsal Semorokotho Keraton Solo, beberapa waktu lalu.

Tujuan dari kerja sama pembuatan e-Gamelan ini, lanjut dia, sebenarnya untuk memindahkan musik Gamelan ke dalam bentuk digital sehingga tidak perlu repot mengumpulkan banyak orang ketika ingin memainkan musik Gamelan. Musik ini juga dapat dimainkan di rumah dan masyarakat dapat mempelajarinya. “Untuk belajar di rumah bisa dan mau menabuh alat Gamelan mana nanti tinggal memilih sesuka hati sendiri,” ujarnya.
Edy menuturkan, proses perekaman musik Gamelan dilakukan di Sasana Handrawina Keraton Solo. Namun saat ini baru menggunakan Gamelan Kiai Gora. “Semua peralatan Gamelan Kiai Gora menjalani proses rekaman kecuali alat kendang. Setidaknya ada 16 instrumen yang sudah direkam dan harapan ke depannya nanti orang-orang dari seluruh dunia dapat mengakses ini dan belajar Gamelan,” kata dia.

Rektor Udinus Semarang, Dr. Edi Nur Sasongko mengungkapkan bahwa awal mula ketertarikan untuk membuat e-Gamelan ini tak lain dari upaya dan bentuk keprihatinan Udinus terhadap banyaknya generasi muda yang ternyata tidak banyak mengetahui tentang Gamelan. Menurutnya, seni karawitan dan Gamelan dalam bentuk e-Gamelan ini dapat mendunia dan memiliki regenerasi.

“Udinus memiliki niat untuk melestarikan Gamelan dan keinginan untuk memperdalam Gamelan itu sendiri dengan menjalin kerja sama dengan Keraton Solo,” ujar dia.
Menurut Rektor, e-Gamelan dapat diunggah melalui komputer atau semacam ipad yang kini banyak digunakan oleh kawula muda. Apalagi Udinus memiliki teknologi informasi yang dapat digabung dengan budaya Jawa. Program seperti ini sebelumnya pernah ada namun kelebihan dari kita adalah lebih lengkap instrumen dan lainnya,” ucapnya (Okezone).

e-Gamelanku Lestarikan Budaya Yang Digerus Masa

Munculnya kekhawatiran akan hilangnya budaya Gamelan di era globalisasi ini mendorong sekelompok pecinta budaya untuk berinovasi mencari cara melestarikan warisan nenek moyang tersebut.
Elektronik Gamelan Kampus Udinus atau sering disebut eGamelanku merupakan salah satu inovasi yang direalisasikan untuk menyelamatkan Gamelan dari kepunahan. eGamelanku merupakan bentuk virtualisasi dari obyek dan rekaman suara yang diambil dari Gamelan Kyai Sri Kuncoro Mulyo Lokananta Surakarta. Penemuan tersebut merupakan hasil penelitian dari tim LPPM Universitas Dian Nuswantoro yang diketuai oleh Y.Tyas Catur Pramudi,S.Si.,M.Kom yang didanai oleh Hibah Strategi Nasional DIKTI tahun 2009 dan 2010.
Pagelaran E-Gamelan

Menurut ketua komunitas angkatan 2011, Ekaprana Wijaya, eGamelanku dibuat bukan untuk mengantikan Gamelan asli. “Tujuan dibuatnya eGamelanku adalah sebagai media pembelajaran, bukan mengambil alih posisi Gamelan yang asli,” tambah Eka saat ditemui di kampus.

Ternyata anggota komunitas ini adalah para kawula muda dari SMA hingga perguruan tinggi. “Siapapun dapat bergabung dengan kami, kami latihan setiap hari rabu di gedung B lantai 1 UDINUS. Banyak pelajar SMA maupun mahasiswa yang sering main kesini. Sekedar silaturahmi maupun ingin berlatih Gamelan. Tenang latihannya free alias tidak dipungut biaya ,”lanjut Eka.

eGamelanku sangat gencar menjalankan visinya untuk menanamkan rasa cinta dan bangga terhadap Gamelan, terbukti mereka telah mementaskannya di CYCU Taiwan, Universiti Kebangsaan Malaysia, Singapura, 8-11 Show Metro tv, bahkan mereka rela bergerilya mendatangi sekolah-sekolah SMA di Jawa Tengah khususnya.

Selain mensosialiasasikan secara langsung, mereka juga bersosialisasi melalui website http://www.eGamelanku.com yang berisikan tentang pembelajaran bermain Gamelan. “Dalam website terdapat beberapa sub menu, mulai dari tata cara menabuh, pengenalan notasi, tutorial, single user. Bahkan pengunjung dapat bermain Gamelan secara orkestra dengan 10 pilihan instrumen Gamelan atau sering disebut ricikan.” (Portalsemarang.com).

eGamelanku Mendapat Restu Gusti Mung Dari Keraton Surakarta

Dari kajian yang dilakukan di beberapa Siswa dan Mahasiswa, dengan memperhatikan variabel sikap yang terdiri dari kognitif, affektif dan psikomotorik, ditemukan dominasi masalah di sisi sikap affektif dan psikomotorik. Sehingga multimedia pembelajaran ini ditujukan untuk menumbuhkan dan meningkatkan sikap affektif dan psikomotorik tersebut.

Multimedia eGamelanku ada bukan bermaksud untuk  menggantikan Gamelan yang sesungguhnya melainkan untuk meningkatkan ketertarikan dan psikomotorik pengguna sehingga eGamelanku ini sebagai batu loncatan untuk menuju pada Gamelan yang sesungguhnya.

Paparan ini disampaikan oleh tim pengembang eGamelanku saat audiensi dengan Gusti Mung (Dra. GRAy. Koes Moertiyah) pengageng Karaton Surakarta Hadiningrat berkaitan dengan maksud dan tujuan dibangunnya multimedia eGamelanku. Beliau menyambut baik gagasan tersebut dan mendukung untuk dikembangkan tidak hanya pada Gamelan tetapi juga pada pengajaran sinden dan mocopat. Harapan beliau agar seni budaya jawa tetap diuri-uri dan dilestarikan dengan berbagai macam cara, termasuk melalui teknologi informasi.

Keraton Surakarta Memberi Izin Mematenkan eGamelanku

Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) akhirnya mengantongi izin untuk mematenkan eGamelanku dari Keraton Surakarta Hadiningrat. Pihak keraton juga mengizinkan Udinus untuk memasang hasil karyanya pada Apps-Store. Hasil yang diperoleh akan dibagi rata antara pihak Udinus dengan Keraton Surakarta. Izin ini secara resmi tercantum dalam pasal-pasal yang terdapat dalam nota kesepakatan yang telah ditandatangani bersama antara Kraton Surakarta Hadiningrat dengan Universitas Dian Nuswantoro, Minggu (1/4), di Bangsal Smarakata Melalui Pengageng Sasono Wilapa, Dra GRAy Koes Murtiyah Wandansari, M Pd, Udinus diperkenankan untuk membuat eGamelanku berdasar rekaman suara dan gambar dengan menggunakan teknologi informasi. Serta mencantumkan nama Gamelan, menggunakan logo Kasunanan Surakarta dan mendaftarkannya sebagai Hak Cipta dari Udinus.

“eGamelanku akan mudah tersebar melalui handphone, sehingga Gamelan Kraton Surakarta pada akhirnya bisa ditabuh, didengarkan, dan dipelajari notasinya oleh siapa saja dan kapan saja diseluruh dunia,” kata Gusti Mung panggilan akrab GRAy Koes Murtiyah Wandansari.

Keraton diungkapkannya menyambut baik kesepakatan ini karena melihat bahwa Udinus mempunyai niat yang kuat untuk bersama-sama nguri-nguri budaya Gamelan. Menurutnya banyak gending dan baleman karya Sinuhun Paku Buwono IV-X yang di antaranya telah diakui menjadi milik publik. “Namun untuk keperluan digitalisasi ini, ketika publik mengunduh di internet, sebaiknya harus dilengkapi dengan pemahaman tentang eksistensinya, sebagai bentuk pengakuan hak atas kekayaan intelektual (HAKI),” kata dia.

Warisan Budaya; Rektor Udinus Edi Noersasongko, mengatakan sudah menjadi kewajiban kampus yang menguasai teknologi informasi untuk peduli terhadap budaya sendiri. Masyarakat tentu tak rela jika warisan budaya dipatenkan oleh negara lain. Gamelan sebagai alat musik asli bangsa ini harus bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. “Insya Allah dengan cara seperti ini bisa mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai heritage of the world seperti halnya batik,“ ujarnya.

Bagi mahasiswa Udinus, tambahnya; kerjasama ini selain bisa digunakan untuk menerapkan ilmu-ilmu komputer yang dimilikinya, para mahasiswa secara otomatis juga mempraktikkan ITPreneurship atau berwirausaha di bidang IT (Suara Merdeka).

Gamelan Tlogo Muncar Juga Divirtualisasikan

Tak banyak orang yang hafal irama Gamelan, terlebih yang dibuat pada tahun 1800-an.  Di sisi lain, perkembangan teknologi telah membuat pubkik mudah mengakses berbagai aliran musik melalui media elektronik seperti laptop, ipad atau handphone.

Ironisnya, perkembangan teknologi dalam menikmati musik belum banyak merambah pada musik tradisional, salah satunya Gamelan. Terkait kondisi inilah, Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) bekerja sama dengan Pura Pakualaman Yogyakarta melakukan pengambilan gambar dan perekaman suara Gamelan Pusaka Tlogo Muncar. Gamelan itu dibuat pada 1800-an dan merupakan salah satu pusaka.

Rektor Udinus  Edi Noersasongko berharap ke depan Gamelan bisa ditetapkan sebagai  warisan dunia, seperti halnya batik. ’’Akhirnya menjadi kebanggaan kita bersama. Udinus mempunyai impian untuk bisa bermain elektronik Gamelan di UNESCO, dan pada saat itu pula, diharapkan UNESCO bisa jatuh hati dan menetapkan Gamelan sebagai heritage of the world,’’ tutur dia.

Kegiatan perekaman dan pengambilan gambar dengan menggunakan teknologi informasi dilakukan Sabtu-Minggu, pekan lalu atas seizin KGPAA Pakualaman IX dan mendapat arahan Pengageng Kawedanan Budaya dan Pariwisata, KPH Indrokusumo. Tak hanya izin dan arahan, malam sebelum kegiatan berlangsung diadakan doa wilujengan yang dipimpin langsung oleh KPH Indrokusumo.

Gamelan Tlogo Muncar merupakan Gamelan Pusaka Pura Pakualaman Yogyakarta yang berlaras pelog sedangkan laras slendronya adalah Kiai Pangrawit Sari. Hingga kini, Gamelan Tlogo Muncar masih dirawat dengan baik dan sering diperdengarkan pada setiap malam Sabtu Pahing. (Krisnaji Satriawan-69, Suara Merdeka).

Software eGamelanku Diberikan Secara Gratis Kepada Masyarakat

eGamelanku ada dan diadakan karena keterpanggilan untuk menjawab permasalah di masyarakat berkaitan dengan rendahnya apresiasi seni Gamelan Jawa khususnya di kalangan generasi muda. eGamelanku ada karena mendapat pendanaan dari Hibah Penelitian yang disediakan oleh Pemerintah melalui DP2M Dikti tahun 2009 s.d 2010. Maka dari itu sebagai wujud tanggungjawab dan terimakasih kami,  Software ini diberikan secara cuma-cuma bagi masyarakat yang membutuhkannya.

Pemerintah sudah memasukan seni Gamelan dalam matapelajaran Seni Budaya dan selama ini siswa banyak mendapatkan pengetahuan kognitif tentang seni Gamelan, sedangkan ranah affektif dan psikomotorik masih rendah. Salah satunya disebabkan karena tidak tersedianya perangkat Gamelan di sekolah dan di masyarakat. Untuk menyediakan perangkat Gamelan tentu saja harus menyediakan dana yang besar, untuk Gamelan besi minimal seharga 40 juta dan untuk Gamelan Perunggu minimal seharga 200 juta. Sehingga Gamelan menjadi barang langka di negara asal, tetapi bukan barang langka di negara asing (Setiap sekolah di Malaysia sudah memiliki Perangkat Gamelan).

Melalui media ini tim eGamelanku siap untuk melakukan penginstalan dan pelatihan software eGamelanku tersebut. Software ini tidak dijual, dan diberikan secara gratis. Kenapa hal ini dilakukan karena berharap gerakan untuk mencintai seni Gamelan jawa dikalangan anak muda benar-benar terwujud. Jika hal ini terjadi maka jati diri Bangsa Indonesia pun  semakin meningkat di era global sekarang ini.

Bagi institusi pendidikan atau non pendidikan yang menginginkan pengistalan dan pelatihan soft ware eGamelanku bisa mengajukan surat permohonan melalui email tyascatur@gmail.com ditujukan kepada Kepala LPPM Universitas Dian Nuswantoro Semarang jl. Nakula I no. 50 Semarang Jawa Tengah. Dan akan dilayani dengan senang hati.


Re post by Bio

Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. LINGKUNGAN BERSAMA KITA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger