Kabupaten Banjarnegara mempunyai luas wilayah 1.069,70 km persegi, terbagi menjadi 20 Kecamatan, 12 Kelurahan dan 253 Desa dan 12 Kelurahan. Terletak antara 712' sampai 731' Lintang Selatan dan 231' sampai 308' Bujur Timur. Jumlah Penduduk Kabupaten Banjarnegara 1.170.292 jiwa.
Batas-batas Wilayah
Batas-batas Wilayah
Sebelah Utara : Kab. Pekalongan, Kab. Batang
Sebelah Timur : Kab. Wonosobo
Sebelah Selatan : Kab. Kebumen
Sebelah Barat : Kab. Purbalingga, Kab. Banyumas
Khusus Dataran Tinggi Dieng (Dieng Plato) yang letaknya 2.093 m di atas permukaan laut, berada sekitar 55 km arah timur laut kota Banjarnegara, dikelilingi oleh Gunung Sindoro – Sumbing, Gunung Perahu, Gunung Rogojembangan dan Gunung Bismo. Dataran Tinggi Dieng ini lokasinya berada di dua kabupaten, yaitu Banjarnegara dan Wonosobo, Jawa Tengah.
Khusus Dataran Tinggi Dieng (Dieng Plato) yang letaknya 2.093 m di atas permukaan laut, berada sekitar 55 km arah timur laut kota Banjarnegara, dikelilingi oleh Gunung Sindoro – Sumbing, Gunung Perahu, Gunung Rogojembangan dan Gunung Bismo. Dataran Tinggi Dieng ini lokasinya berada di dua kabupaten, yaitu Banjarnegara dan Wonosobo, Jawa Tengah.
Zonasi
Zona Utara
Merupakan wilayah pegunungan yang lebih di kenal dengan pegunungan Kendeng Utara, keadaan alamnya bergunung dan berbukit, bergelombang dan curam. Potensi utamanya adalah sayur-mayur, kentang, kobis, jamur, teh, jagung, salak, kayu, getah pinus, sapi kereman, kambing dan domba. Juga pariwisata dan tenaga listrik panas bumi di dataran tinggi Dieng.
Zona Tengah
Merupakan dataran lembah sungai Serayu. Keadaan alamnya relatif datar dan subur. Potensi utamanya adalah padi, palawija, buah-buahan, ikan, home industri, PLTA Mrica, keramik dan anyam-anyaman bambu.
Zona Selatan
Merupakan pegunungan kapur dengan nama pegunungan Serayu Selatan. Keadaan alamnya bergunung, bergelombang dan curam. Potensi utamanya adalah ketela pohon, gula kelapa, bambu, getah pinus, damar dan bahan mineral meliputi : marmer, pasir kwarsa, feld spart, asbes, andesit, pasir dan kerikil. Buah-buahan : duku, manggis, durian, rambutan, pisang dan
jambu.
jambu.
Ketinggian Wilayah
Ketinggian tempat pada masing-masing wilayah umumnya tidak sama yaitu antara 40-2.300 meter dpl dengan perincian kurang dari 100 meter (9,82%), antara 100-500 meter (28,74%) dan lebih dari 1000 (24,40%). Menurut kemiringan tanahnya maka 24,61% dari luas wilayah mempunyai kemiringan 0-15% dan 45,04 dari luas wilayah mempunyai kemiringan antara 15-40% sedangkan yang 30,35% dari luas wilayahnya mempunyai kemiringan lebih dari 40%.
Struktur Tanah
Menurut jenis tanahnya maka:
- 66,25% : tanah latosol
- 11,72% : tanah grumosol
- 14,5% : tanah andosol
- 7,53% : tanah lainnya
Tanah Alluvial : Batur, Karangkobar, Pwj Klampok & Wanadadi.
Tanah Latosol : Susukan, Purwareja Klampok, Purwonegoro, WanadaRakit, Bawang, Sigaluh, Madukara, Banjarnegara, Wanayasa, Pejawaran & Pagentan.
Tanah Andosol : Kalibening, Wanayasa, Pejawaran & Batur.
Tanah Grumosol : Purwonegoro, Mandiraja, Kalibening, Karangkobar, Pagentan dan Banjarnegara.
Tanah Organosol : Batur
Tanah Litosol : Banjarnegara & Punggelan
Dari luas wilayah 1.064,52 km persegi atau 106,452 hektar maka pola penggunaan tanahnya dapat dibedakan sebagai berikut : tanah sawah 19.389,69 hektar (18,17%) yang dibagi :
- Berpengairan teknis 6.745,58 hektar (6,32%)
- Berpengairan setengah teknis 969,02 hektar (0,70%)
- Berpengairan sederhana 5.647,82 hektar (5,29%)
- Tadah hujan 6.027,48 hektar (5,65%).
Dari keadaan geologisnya pada umumnya terlihat struktur batuan yang ada di Kab. Banjarnegara adalah struktur batuan berbentuk lapisan dengan kondisi batuan mudah longsor dan banyak sesar/patahan terutama di wilayah bagian utara sehingga cukup membahayakan bangunan fisik/prasarana.
Pengairan
Sebagai daerah yang sebagian besar (lebih kurang 60%) berbentuk pegunungan dan perbukitan, terdapat sungai yang besar yaitu Sungai Serayu dengan anak-anak sungainya : Kali Tulis, Kali Merawu, Kali Pekacangan, Kali Gintung dan Kali Sapi. Dimanfaatkan sebagai sumber pengairan yang dapat mengairi areal sawah seluas 9.813,88 hektar, rata-rata bulan basah pada umumnya lebih banyak dari bulan kering dengan curah hujan rata-rata 3.000 milimeter/tahun, sedangkan temperatur daerah rata-rata 20-26 C.
Sejarah Kabupaten Banjarnegara
Dalam perang Diponegoro, R.Tumenggung Dipoyudo IV berjasa kepada pemerintah mataram, sehingga di usulkan oleh Sri Susuhunan Pakubuwono VII untuk di tetapkan menjadi Bupati Banjar berdasarkan Resolutie Governeor General Buitenzorg tanggal 22 agustus 1831 nomor I, untuk mengisi jabatan Bupati Banjar yang telah dihapus setatusnya yang berkedudukan di Banjarmangu dan dikenal dengan Banjarwatulembu. Usul tersebut disetujui.
Persoalan meluapnya Sungai Serayu menjadi kendala yang menyulitkan komunikasi dengan Kasunanan Surakarta. Kesulitan ini sangat dirasakan menjadi beban bagi Bupati ketika beliau harus menghadiri Pasewakan Agung pada saat-saat tertentu di Kasultanan Surakarta. Untuk mengatasi masalah ini diputuskan untuk memindahkan ibukota kabupaten ke selatan Sungai Serayu.
Daerah Banjar (sekarang Kota Banjarnegara) menjadi pilihan untuk ditetapkan sebagai ibukota yang baru. Kondisi daerah yang baru ini merupakan persawahan yang luas dengan beberapa lereng yang curam. Di daerah persawahan (Banjar) inilah didirikan ibukota kabupaten (Negara) yang baru sehingga nama daerah ini menjadi Banjarnegara (Banjar : Sawah, Negara : Kota).
R.Tumenggung Dipoyuda menjabat Bupati sampai tahun 1846, kemudian diganti R. Adipati Dipodiningrat, tahun 1878 pensiun. Penggantinya diambil dari luar Kabupaten Banjarnegara.
Gubernemen (pemerintahan) mengangkat Mas Ngabehi Atmodipuro, patih Kabupaten Purworejo (Bagelen) I Gung Kolopaking di Panjer (Kebumen) sebagai penggantinya dan bergelar Kanjeng Raden Tumenggung Jayanegara I. Beliau mendapat ganjaran pangkat "Adipati" dan tanda kehormatan "Bintang Mas".
Tahun 1896 beliau wafat diganti putranya Raden Mas Jayamisena, Wedana Distrik Singomerto (Banjarnegara) bergelar Kanjeng Raden Tumenggung Jayanegara II.
Dari pemerintahan Belanda Raden Tumenggung Jayanegara II mendapat anugrah pangkat "Adipati Aria" Payung emas, Bintang emas besar, Officer Oranye. Pada tahun 1927 beliau berhenti, pensiun.
Penggantinya putra beliau Raden Sumitro Kolopaking Purbonegoro, yang juga mendapat anugrah sebutan Tumenggung Aria, beliau keturunan kanjeng R. Adipati Dipadiningrat, berarti kabupaten kembali kepada keturunan para penguasa terdahulu. Diantara para Bupati Banjarnegara, Arya Sumitro Kolopaking yang menghayati 3 jaman, yaitu jaman Hindia Belanda, Jepang dan RI, dan menghayati serta menangani langsung Gelora Revolusi Nasional (1945 - 1949).
Ia mengalami sebutan "Gusti Kanjeng Bupati", lalu "Banjarnegara Ken Cho" dan berakhir "Bapak Bupati".
Selanjutnya yang menjadi Bupati setelah Raden Aria Sumitro Kolopaking Purbonegoro ialah :
1. R. Sumitro, Tahun 1949 - 1959.
2. R. Mas Soedjirno, Tahun 1960 - 1967.
3. R. Soedibjo, Tahun 1967 - 1973.
4. Drs. Soewadji, Tahun 1973 - 1980.
5. Drs. H. Winarno Surya Adisubrata, Tahun 1980 - 1986.
6. H. Endro Soewarjo, Tahun 1986 - 1991.
7. Drs. H. Nurachmad, Tahun 1991 - 1996.
8. Drs. H. Nurachmad, Tahun 1996 - 2001.
9. Drs. Ir. Djasri, MM, MT dan Wabup : Drs. Hadi Supeno, Msi, Tahun 2001-2006
10. Drs. Ir. Djasri, MM, MT dan Wabup : Drs. Soehardjo. MM, Tahun 2006-20011
11. H. Sutedjo Slamet Utomo, SH, M.Hum dan Wabup : Drs. Hadi Supeno. M.Si, Tahun 2011-20016
SESANTI/SURYA SENGKALA
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Banjarnegara Nomor 11 Tahun 1988 tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tentang Lambang Daerah.
Sesanti tersebut berbunyi : "WANI MEMETRI RAHAYUNING PRAJA"
Yang mempunyai makna : Segenap Warga Daerah Banjarnegara bertekad bulat melestarikan kemakmuran menuju kebahagiaan lahir bathin bagi rakyat dan pemerintahannya (Sumber : HUMAS SETDA Banjarnegara).
Tempat Wisata Banjarnegara
Selain dapat mengunjungi tempat wisata alam, sejarah, religi, budaya, olah raga dan kuliner di Kabupaten Banjarnegara, maka di Dataran Tinggi Dieng pengunjung juga dapat melihat Golden Sunrise, matahari terbit yang dilihat dari menara pandang pada ketinggian 1.700m di atas permukaan laut, lokasinya berada sebelum Desa Dieng. Selain itu pengunjung juga dapat melihat Silver Sunrise dari kompleks Candi. Dieng Plato merupakan wilayah yang dikuasai dua kabupaten yaitu Banjarnegara di sebelah barat dan sebelah timur masuk Wonosobo.
Air Panas Bitingan
Tempat di Dukuh Bitingan, Desa Wisata Kepakisan, Kecamatan Batur, dengan mata air yang sangat jernih, hangat dan tidak berbau belerang.
Air Panas Tempuran
Lokasi mata air panas di Desa Tempuran, Kecamatan Wanayasa, namun belum dikembangkan secara profesional.
Arung Jeram Serayu
Tempat Wisata Banjarnegara yang lintasannya mendapat penilaian ‘grade 3′ dari FAJI ini dimulai dari di Desa Tunggoro ke Desa Singomerto, Sigaluh, dengan jarak tempuh sekitar 12 Km.
Panjat Tebing Bukit Lawe, Arung Jeram dan Parak Iwak Serayu Banjarnegara |
Candi Arjuna
Terdapat di dataran tinggi Dieng, berupa kelompok candi Hindu peninggalan abad 8-9, terlihat saat masuk dataran tinggi Dieng, terdiri dari empat candi berjajar. Letaknya satu deret dengan Candi Srikandi, Candi Puntadewa dan Candi Sembadra, dan berhadapan dengan Candi Semar. Wisata di Banjarnegara ini lebih mudah diakses dari Wonosobo.
Candi Bima
Tempat Wisata Banjarnegara di Dieng yang Diperkirakan dibangun setelah Candi Srikandi; bagian atapnya mirip bentuk shikara, seperti mangkuk yang ditangkup. Lebih mudah diakses dari Wonosobo di dekat gerbang Kawah Sikidang, Dieng, menyendiri di atas bukit, merupakan bangunan candi terbesar; pada atap terdapat relung dengan relief kepala yang disebut kudu.
Candi Dwarawati
Kompleks Candi Arjuna |
Tempat Wisata Banjarnegara di bukit Perahu, berukuran 5,3 x 5,3 m, dan letaknya paling utara diantara candi lainnya. Candi ini direstorasi total pada 1980. Lebih mudah diakses dari Wonosobo di kaki Gunung Prahu, Dieng, merupakan kelompok candi yang terdiri dari Candi Dwarawti, Abiyasa, Pandu dan Margasari, namaun hanya Candi Dwarawati yang direstorasi.
Candi Gatotkaca
Tempat Wisata Banjarnegara yang mudah diakses dari Wonosobo di sebelah barat kompleks Candi Arjuna, di kaki bukit Pangonan, di tepi jalan menuju Candi Bima, di seberang Museum Dieng Kailasa, terdiri dari Candi Gatutkaca, Setyaki, Nakula, Sadewa, dll. ; memiliki ornamen makara, tanpa rahang bawah.
Curug Pitu
Tempat Wisata Banjarnegara di dekat pusat Salak Pondoh. Curug ini kabarnya sangat indah dan berupa tujuh buah curug yang bertingkat, dan ada lokasi untuk camping.
Curug Sirawe
Tempat Wisata Banjarnegara di Dataran Tinggi Dieng dengan pemandangan alam yang indah. Terletak di Dukuh Bitingan, Desa Kepakisan, dengan ketinggian air 80 m, di aliran Sungai Rawe, dapat dicapai dengan melewati jalan setapak menyusuri hutan.
Gangsiran Aswotomo
Tempat Wisata Banjarnegara yang mudah diakses dari Wonosobo yang dipercaya sebagai saluran pembuangan air kuno, membentang dari komplek Candi Arjuna menuju ke Barat Laut berkedalaman 5-7 m.
Gua Jimat
Tempat di sebelah kanan jalan menuju Sumur Jalatunda, sebelum masuk Desa Pekasiran, disebut Gua Upas oleh penduduk, dan hanya dilihat dari jarak jauh.
Kawah Candradimuka
Tempat Wisata Banjarnegara di Desa Pekasiran, Kecamatan Batur, di atas bukit yang cukup tinggi dengan kondisi jalan cukup menantang. Bukan merupakan kawah gunung berapi, namun merupakan pemunculan solfatara dari dua lubang rekahan tanah, ada sumber air yang dipercaya memiliki kekuatan gaib.
Museum Dieng Kaliasa
Museum Dieng Kaliasa
Tempat Wisata Banjarnegara yang mudah diakses dari Wonosobo yang menyimpan temuan arkeologi, geologi, benda bersejarah, dan naskah Jawa kuno, diresmikan pada 2008.
Museum Purbakala Banjarnegara
Tempat Wisata Banjarnegara di sebelah kanan jalan menuju Candi Bima yang
menyimpan sekitar 100 buah temuan lepas dari kompleks candi Dieng.
Panjat Tebing Gunung Lawe
Bukit untuk olah raga panjat tebing, lokasi di sisi sebelah kiri jalan menuju Kecamatan Karangkobar setelah Pemandian Paweden.
Pemandian Paweden
Lokasi Pemandian Paweden berada di jalan menuju Kec.Karangkobar, di bagian utara luar kota Banjarnegara. Alamnya indah, mata airnya jernih dan udaranya sejuk, sehingga sangat cocok untuk melepaskan lelah bersama keluarga.
Sumur Jalatunda
mpat Wisata Banjarnegara di Desa Pekasiran, Kecamatan Batur, berupa lubang raksasa berasal dari kawah mati bekas letusan yang terjadi ribuan tahun lalu, yang terisi air sehingga terlihat seperti sumur raksasa berdiameter 90 m dan kedalaman ratusan meter.
Sumur Jalatunda |
Taman Rekreasi Anglir Mendung
Tempat Wisata Banjarnegara yang berada 18km sebelah utara kota, dengan kolam renang, tempat bermain anak, penginapan dan bumi perkemahan.
Taman Rekreasi dan Margasatwa Serulingmas
Tempat Wisata Banjarnegara yang berada di dalam kota yang memiliki koleksi berbagai jenis satwa. Terdapat juga Makam Ki Ageng Selomanik, kolam renang dan tempat bermain anak.
Kebun Binatang Seruling Mas |
Telaga Balekambang
Tempat Wisata Banjarnegara di dekat Kompleks Candi Arjuna. Di lokasi ini terdapat banyak ikan tawar, dan karenanya dijadikan tempat wisata pemancingan oleh wisatawan dan penduduk.
Telaga Merdada
Salak Pondoh |
Tempat Wisata Banjarnegara yang merupakan telaga terluas di Tempat Wisata Dataran Tinggi Dieng, luas 25 Ha dan kedalaman 2 – 10 m, dengan latar belakang bukit yang hijau.
Waduk Mrica
Tempat Wisata Banjarnegara yang berada 10 km dari pusat kota, dengan nama resmi Bendungan Panglima Besar Soedirman, memiliki panjang 6,5 km dan luas 1.240 Ha; bisa menyewa perahu untuk berkeliling.
Wisata Hutan Pinus Banjarnegara
Tempat Wisata Banjarnegara yang lokasinya berada di seberang Balai Desa Pagedongan, dan dikelola oleh Departemen Kehutanan.
Kuliner
Kuliner Khas Banjarnegara adalah Dawet Ayu atau minuman cendol. Untuk mendapatkan Dawet Ayu hampir di seluruh kawasan tersedia, terutama di pusat-pusat keramaian seperti ; seputar alun-alun, pusat-pusat pembelanjaan, pasar-pasar tradisional dan di lokasi wisata. Selain minuman, Banjarnegara juga terkenal sebagai penghasil salak pondoh.
Kerajinan Keramik
Terpusat di Klampok, wilayah Banjarnegara sebelah barat. Barang-barang tembikar ini sudah mendapat sentuhan sedemikian rupa sehingga menonjolkan ciri khas daerah. Hasilnya; selain untuk memasok pabrik, pusat-pusat penjualan handycraft, juga sebagai oleh-oleh bagi turis lokal dan mancanegara.
Untuk beristirahat bersama keluarga setelah berkeliling ke tempat-tempat wisata Banjarnegara, dapat beristirahat dan menginap di hotel yang ada:
1. Agung Hotel Banjarnegara
Jl Letjen Suprapto 101.
0286-591120
Jl Letjen Suprapto 101.
0286-591120
2. Asri Hotel Banjarnegara
Jl Suprapto 60.
0286-5803300
Jl Suprapto 60.
0286-5803300
3. Banjarnegara Hotel Banjarnegara
Jl Pemuda RT 008/02.
0286-592420
Jl Pemuda RT 008/02.
0286-592420
4. Garuda Hotel di Banjarnegara
Jl Dipoyudo 30.
0286-592019
Jl Dipoyudo 30.
0286-592019
5. Shinta Losmen Banjarnegara
Jl Letjen Karjono.
0286-591626
Jl Letjen Karjono.
0286-591626
6. Sokanandi Hotel di Banjarnegara
Jl Tentara Pelajar Km 3.
0286-592535
Jl Tentara Pelajar Km 3.
0286-592535
Bersambung ke Sesi berikutnya.....