Ilustrasi; Petir. |
Musim penghujan akan segera tiba, mendegar gelegar suara petir atau kilat
bertubi-tubi kadang dapat menciutkan nyali kita, apalagi diketahui telah mengakibatkan
korban manusia, hewan atau bangunan. Daya listrik yang ditimbulkan memang sangat
besar; karena selain voltasenya tinggi sampai ratusan ribu volt, arusnyapun
sangat besar hingga ribuan ampere. Petir sampai saat ini belum dapat kita
manfaatkan secara optimal karena teknologi untuk pengelolaan dayanya cukup
rumit dan berbiaya tinggi.
Sejak diketemukannya alat penangkap petir oleh Benyamin Franklin, daya listrik petir baru dapat dijinakan dengan cara disalurkan ke bumi
melalui alat penangkap petir (ada yang mengistilahkan penangkal petir). Jadi
energi besar yang ditimbulkan selama ini hilang sia-sia tidak termanfaatkan,
sementara cadangan energi fosil di muka bumi ini kian hari kian menipis karena
ramai-ramai dikuras.
Para ahli, ilmuwan dan peneliti di dunia terus berupaya mencari cara
memanfaatkan petir, daya listrik alam pemberian Tuhan yang kaya energi ini.
Namun masih belum diketemukan cara pengelolaan yang paling praktis, ekonomis
dan efisien. Mudah-mudahan dalam waktu dekat penemuan tentang pemanfaatan
energi listrik petir ini muncul dari hasil karya anak bangsa, mengingat orang
Indonesia saat ini sudah mulai konsent dengan penelitian di berbagai bidang.
Kabar terbaru yang dilansir oleh
beberapa media tentang prinsip-prinsip kerja petir akan segera diaplikasikan
kedalam bentuk bagaimana menghasilkan atau mentransfer enegi petir menjadi
energi yang ramah dan dapat dikendalikan dengan aman.
Peneliti dari University of
Southampton bekerja sama dengan Nokia membuat charger ponsel nirkabel dengan
tenaga petir. Peneliti mengubah kilatan petir menjadi sumber daya pengisi
baterai ponsel Nokia.
Dalam tahap pengujian di
laboratorium, peneliti menciptakan petir dengan menyalurkan listrik berkekuatan
200 ribu volt. Kekuatan listrik sebesar itu merupakan tegangan yang biasanya
terdapat pada petir. Dari petir buatan tersebut disematkan pula transformator
untuk mengirimkan sinyal berisi daya petir.
Sebuah alat seperti trafo yang
bertugas menerima sinyal dari tenaga petir juga disematkan pada ponsel Nokia.
Yang mana alat tersebut mampu mengisi baterai ponsel.
"Sebagai perusahaan pertama
yang memperkenalkan sistem pengisian daya baterai dengan nirkabel, kami percaya
bahwa penelitian ini berpotensi untuk memunculkan ide-ide baru tentang sistem
charging di masa datang," kata wakil presiden Nokia, Chris Weber,
sebagaimana dikutip Mashable,
Minggu (6/10/2013).
"Temuan
ini membuktikan kepada kita bahwa ponsel juga bisa di-charge melalui sinyal.
Dan ini adalah langkah besar yang membuat kita jadi paham bahwa kekuatan alam
seperti petir bisa kita manfaatkan sebagai sumber energi," Neil Palmer,
kepala penelitian dari University of Southampton menambahkan (Sumber, Okezone.com).
Kiranya
ini merupakan tantangan besar bagi kita semua, bagaimana Nusantara yang kaya
sumber daya energi alam mulai dari sinar matahari, gelombang laut dan tiupan angin
yang jumlahnya sangat melimpah serta terbarukan menanti untuk dikelola dengan
sebaik-baiknya. Sangat bijak juga apabila secara berangsur-angsur kita dapat menghentikan
konsumsi sumber daya alam terbatas seperti minyak, batu bara, gas alam dan
hasil hutan.
By
Kang Wirya