Harapan
masyarakat sekitar proyek Jembatan Linggamas pada tahun 2013 bisa selesai
kiranya akan menjadi kenyataan. Pada awal bulan Juni ini pekerjaan proyek tahap
II sudah dimulai setelah pemenang tender diumumkan. Walau pada Hari Raya Idhul
Fitri 1434H tahun ini dipastikan belum kelar. Namun masyarakat menyadari,
karena memang masih banyak sarana pendukung yang harus dipenuhi, seperti
pelebaran jalan penghubung, pembuatan dan perbaikan selokan kiri-kanan jalan,
lampu penerangan, rambu-rambu lalu lintas, serta penyadaran perubahan kebiasaan
perilaku berlalu-lintas masyarakat sehari-hari.
Dimana
yang tadinya jalanan sepi dan biasa leluasa tidak terpaku pada rambu lalu-lintas,
dengan ramai dan meningkatnya pengguna jalan baru ini maka masyarakat harus
mematuhi rambu-rambu lalu-lintas, disiplin dan lebih berhati-hati.
Proyek
Multi Year ini apabila selesai dipastikan menyebabkan Multiplier Effect
terhadap denyut nadi kehidupan masyarakat. Kegiatan, sarana dan prasarana baru
akan bermunculan. Diharapkan kesejahteraan masyarakat secara bertahap akan
meningkat.
Proyek Pembangunan
Jembatan Tahap II Dimulai
Teka-teki
mengenai siapa yang akan menangani proyek Jembatan Linggamas tahap dua akhirnya
terjawab. Doni Eriawan keluar sebagai pemenang tender mega proyek jembatan yang
menghubungkan Purbalingga dan Banyumas. Doni menyingkirkan delapan kompetitor
lain dalam lelang terbuka.
Kepala
Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Purbalingga, Sidik Subroto, mengatakan, Doni maju
menggunakan PT. Gaitsa Zahira Sifa. Setelah tahap pengumuman pemenang ini, ada
masa sanggah kurang lebih lima hari. Pada tahap ini, peserta lelang bisa
mengajukan sanggahan atas pemenang proyek atau proses pelelangan. “Peserta
lelang yang merasa perlu menyanggah pemenang atau proses pelelangan,” ujar dia.
Doni
merupakan kontraktor yang menggarap Jembatan Kalikarang. Meski terlambat, namun
Doni akhirnya menyelesaikan jembatan yang mempersingkat rute menuju Rembang
ini. Ia mengatakan, selama tidak masuk black list atau daftar hitam, kontraktor
berhak ikut lelang. “Black list diberikan jika rekanan putus kontrak, tidak
melaksanakan pemeliharaan selama enam bulan, atau tidak mencairkan jaminan lima
persen dari nilai kontrak,” kata dia.
Tahap
dua menyisakan beberapa pekerjaan. Pekerjaan sisi Purbalingga di antaranya
pengadaan dan pemasangan balok bentang panjang 45 meter sebanyak tiga buah dan
balok bentang sepanjang 50 meter tiga buah. Setelah itu pengecoran pelat beton
bentang timur dan tengah, dilanjutkan pengaspalan dan penyelesaian oprit timur.
Sementara
sisi Banyumas pengadaan dan pemasangan balok bentang 45 sebanyak enam buah dan
balok 50 meter tiga buah. Dilanjutkan pengecoran pelat segmen barat,
pengaspalan dan penyelesaian oprit barat. “Untuk jalan tembus yang diminta
warga akan kami upayakan dipenuhi, di bagian bawah jembatan,” ujar dia.
Tahap
dua, pagu anggaran yang dialokasikan sebesar Rp 23,8 miliar. Ini akan
ditanggung dua pemerintah daerah. Purbalingga Rp 7,5 miliar dan sisanya
Banyumas. “Purbalingga lebih kecil karena pekerjaannya lebih sedikit,” katanya.
Sementara
Doni mengatakan, pekerjaan tahap dua relatif lebih mudah dari tahap pertama.
Ini karena tahap dua menyisakan pekerjaan di atas sungai, sehingga tidak
berhadapan dengan faktor alam. “Seperti di Kalikarang, itu kan pekerjaan di
sungai, sehingga harus berhadapan dengan air dan kondisi tanah,” ujar Doni. Ia
mengatakan, dari pagu anggaran Rp 23,8 miliar, ia mengajukan tawaran Rp 20,9
miliar. “Jadi selisih sekitar 15 persen. Saya harap bisa selesai tepat waktu,”
kata Doni yang maju sebagai calon angota DPR RI di Pileg 2014 ini
(SP,18/05/2013).
Komisi IV Soroti
Kualitas Jalan dan Jembatan Linggamas
Komisi
IV DPRD Kabupaten Purbalingga menganggap akses jalan menuju Jembatan Linggamas
juga perlu diprioritaskan. Pasalnya, perbaikan infrastruktur seperti jalan,
diharapkan dapat ikut meningkatkan ekonomi masyarakat.
Ketua
Komisi IV DPRD Kabupaten Purbalingga, Bambang Irawan mengatakan penyelesaian
proyek Jembatan Linggamas memang diprioritaskan di tahun anggaran 2013 ini.
Namun demikian, hal itu juga tidak terlepas dari perbaikan infrastruktur akses
menuju jembatan. “Karena jembatan dan akses jalan menjadi satu paket pada saat
proses lelang.
Diharapkan
kualitas jalan dan jembatan benar-benar dikedepankan pihak rekanan yang menang
lelang,” jelasnya usai Kunja Komisi IV DPRD ke lokasi proyek Jembatan Linggamas.
Dijelaskan,
dengan adanya perbaikan akses jalan itu, diharapkan perekonomian masyarakat
dapat meningkat. Selain itu, akses jalan yang mudah, juga dapat membuka peluang
bagi wisata-wisata kebudayaan yang banyak terdapat di daerah Kecamatan Kemangkon.
“Kalau Jembatan Linggamas dan akses jalannya sudah selesai dibangun dan
diperbaiki, ekonomi masyarakat juga dapat dipastikan akan lebih baik lagi,”
ujarnya.
Seperti
diketahui, akses jalan yang manjadi satu paket dengan Jembatan Linggamas yaitu
akses dari Jembatan Linggamas hingga Desa Panican. “Saat ini Komisi IV
melakukan Kunja tahap I sebelum lelang dimulai. Hal itu dalam rangka mengecek
nol persen dari proyek Linggamas. Selanjutnya, pengawasan akan dilanjutkan pada
saat pengerjaan hingga selesai,” paparnya (RB,bay/bdg).
Imbas Proyek Pelebaran
Jalan, Ratusan Pohon Peneduh Jalan Ditebang
Pohon jati dan mahoni peneduh jalan sekaligus aset daerah di sepanjang Jalan Panican-Kedungbenda, khususnya Desa Senon, habis dibabad. Ini sebagai imbas dari pelebaran jalan yang dimulai dari wilayah Bojong, Panican hingga Kedungbenda.
Kepala
Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Purbalingga Sigit Subroto, mengatakan, pihaknya akan
mengganti pohon tersebut. Setelah pelebaran selesai, tepian jalan akan kembali
ditanami pohon peneduh jalan.
Ia
mengatakan, di awal pemerintah desa sempat meminta bagian dari hasil penjualan
pohon ini. Pihaknya menerima surat dari Pemerintahan Desa Senon terkait
pembagian hasil penjualan kayu-kayu ini. Menurutnya, pohon ini merupakan aset
jalan kabupaten. Artinya, hasilnya pun menjadi hak pemerintah daerah. Namun,
karena saat menanam pemerintah desa turut andil, maka hasil penjualan akan
dibagi dua. “Hasilnya akan dibagi antara pemerintah desa dan pemerintah
kabupaten,” kata dia.
Di
Senon total ada 227 batang pohon yang ditebang sejak Kamis hingga Senin lalu.
Setelah dijual, melalui lelang, diperoleh Rp.70 juta. Kepala Desa Senon
mengatakan, proporsi pembagian yaitu 60 persen untuk pemerintah desa dan 40 persen
untuk pemerintah kabupaten.“Pelunasan dilakukan hari Kamis (20/6),” kata dia.
Sementara
itu, PJ. Sekdes Bokol, Ariah, mengatakan, ada 120 pohon yang terdiri dari pohon
jati, mahoni, dan asem. Ia mengatakan, karena masih kecil, hasil penjualan
hanya Rp.1,3 juta. “Uangnya semua masuk kas desa,” kata dia.
Aktivis
lingkungan, Heru Hariyanto, mengatakan, penebangan pohon kayu keras macam jati
harus melalui izin Dintanbunhut. Menurut dia, minimnya koordinasi antar pihak
membuat penebangan kayu ini sempat menjadi polemik. “Semestinya ada koordinasi
antar pihak yang berkaitan,” ujarnya.
Sementara
Camat Kemangkon, Harsono, mengatakan, penebangan telah dibahas lintas sektor di
Setda Purbalingga. Dari rapat ini, dibentuk tim lelang yang melibatkan unsur
pengurus desa. “Pemerintah Desa yang melaksanakan lelang, hasilnya dibagi
Pemerintah Desa dan Kabupaten,” kata dia (SP,20/06/2013)
Doc,
by Bio