Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mulai melihat efektivitas
kontrasepsi implant tunggal (satu
batang)
dibandingkan dengan alat kontrasepsi lain yang sama-sama punya metodologi
jangka panjang seperti IUD atau spiral. Selain lebih efektif, implant satu
batang proses pemasangannya lebih mudah.
Diutarakan
Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Julianto
Witjaksono kontrasepsi berbentuk batang berukuran kurang dari 3 cm ini
dalam penggunanya cukup dimasukan ke dalam lapisan kulit di bagian
lengan.
“Ini
adalah salah satu metode kontrasepsi efektif jangka panjang, implant efektif
mencegah kehamilan selama kurang lebih 3 tahun,” ungkap Julianto kepada
wartawan, Selasa (18/6/2013).
Implant
sendiri adalah alat kontrasepsi yang mulai ada ejak tahun 1967. Berbentuk
seperti korek api yang didalamnya mengandung hormone progestin. Pada tahun
1983, implant pertama kali dipasarkan di tanah air yang terdiri dari enam
batang.
Pada
tahun 2000, generasi baru muncul, yakni hanya terdiri dari satu batang. Namun
ketika itu, harganya tergolong lebih mahal. Namun pada awal tahun 2010 implan
satu batang mulai dilirik karena harganya lebih terjangkau.
Saat
ini BKKBN tengah melakukan sinkronisasi program pencapaian pembangunan
milenium (MDGs) MDGs dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM)
2014 melalui program Keluarga Berencana (KB). BKKBN menilai, alat KB
berupa pil dan suntikan sifatnya jangka pendek dan kerap gagal.
Kini
hanya tersisa dua pilihan alat kontrasepsi jangka panjang, yakni implant dan
IUD. Namun belakangan, IUD mempunyai kelemahan yakni, kerap terjadi perubahan
lokasi atau translokasi atau keluar dari rahim. Akibatnya, walaupun peserta KB
memakai IUD, kerap terjadi kehamilan.
"Karena
itu implan satu batang cocok untuk kontrasepsi jangka panjang, ini lebih
efektif. Tingkat kegagalan lebih sedikit dibanding IUD,” ungkap Julianto.
Lebih
jauh Julianto menjelaskan, jika dipasang dengan benar, metode kontrasepsi ini
memiliki efektivitas sampai 99% dengan tingkat kegagalan hanya 0,05 dari 100
wanita yang memakainya.
Sebelumnya,
Dr Sudibyo Alimoeso, Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK)
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) juga menegaskan
penggunaan kontrasepsi sederhana, seperti pil, kondom, dan suntik, belum
mampu menekan laju pertumbuhan penduduk.
Dalam
10 tahun terakhir, TFR (total fertility rate) masih stagnan sebesar 2,6 atau
pasangan suami-istri di Indonesia rata-rata memiliki hampir tiga anak. Padahal
lembaga ini menargetkan TFR dapat ditekan jadi 2,1.
Tribunnews.com,
Selasa, 18 Juni 2013 16:26 WIB, Re-post by Bio
Ref.http://www.tribunnews.com/2013/06/18/bkkbn-melihat-kontrasepsi-implant-satu-batang-lebih-efelktif