Dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI yang ke
68 dan Hari Jadi Kab. Banjarnegara yang ke 182, Festival Serayu Banjarnegara (FSB) 2013 digelar.
Pembukaan Acara Festival berlangsung tanggal
24 Agustus 2013 bertempat di Alun-alun. Namun demikian kegiatan pendahuluan sudah
dilaksanakan sejak hari-hari setelah lebaran, dan
dilanjutkan sampai akhir Agustus 2013.
Bagaimana
persiapan dan rangkaian FSB
tersebut? Marilah kita ikuti.
Bima
Jadi Maskot Festifal Serayu Kab. Banjarnegara
Gelaran Festival Serayu
Banjarnegara yang mengusung ikon Sungai Serayu dengan berbagai agenda wisata, digencarkan
promosinya. Selain promosi, diluncurkan pula maskot event berupa tokoh Bima
sedang naik perahu dan berarung jeram.
"Maskot itu dipilih
untuk mengingatkan bahwa mata air atau sumber dari Sungai Serayu berasal dari
tuk Bima Lukar yang berada di Dataran Tinggi Dieng. Dalam perkembangannya,
Serayu menjadi denyut nadi dan sumber penghidupan masyarakat di sepanjang
sungai itu, termasuk Banjarnegara," kata Bupati Sutedjo Slamet Utomo dalam
jumpa pers di Serayu Park Banjarnegara, Sabtu, 9 Februari 2013.
Karena itulah, semangat
menggelar festival tahun 2013, tidak hanya semata untuk agenda wisata saja
namun juga untuk melestarikan daerah aliran sungai. Dengan mengetahui sumber
airnya dan daerah aliran sungainya, diharapkan masyarakat makin peduli dengan
lingkungan Serayu. Untuk itu, ada juga agenda penanaman pohon yang
dirangkai dalam acara Banjarnegara Hijau.
Seribu
Tenong Disiapkan
Untuk menyambut Festival
Serayu Banjarnegara 2013, disiapkan seribu tenong untuk mendukung Pesta Parak
Iwak di Sungai Serayu.
Kepala
Bappeda Banjarnegara, Setiawan,
pada coffe morning di pendapa, Rabu (20/2/2013) mengatakan, persiapan juga
dilakukan dengan berkoordinasi bersama para perajin tenong. Agar pada saatnya
diperlukan pada
bulan Agustus sudah siap. Setiap
dinas dan instansi juga diminta menyukseskan dengan mengirim setidaknya tiga
sampai empat tenong lengkap dengan isinya.
Kepala
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Aziz
Achmad, mengatakan “kini
promosi memperkenalkan festival terus dilaksanakan ke berbagai daerah baik
dalam dan luar negeri. Tujuannya
agar pengunjung dapat
meng-agendakan
wisata ke Banjarnegara jauh-jauh hari," katanya (SM).
Kirab
Hari Jadi Kabupaten Banjarnegara
Kamis tanggal 22 Agustus
2013 masyarakat Banjarnegara memperingati hari jadinya yang ke 182. Puncak
peringatan ditandai dengan kirab para pejabat dengan napak tilas ibukota lama
di desa Banjarkulon Kecamatan Banjarmangu menggunakan transportasi
dokar. Bupati dan para anggota Forkominda semua naik dokar. Dilepas oleh
Kepala Desa Banjarkulon Hudiono dari pendopo lama menuju pendopo Dipayuda
Adigraha di kota Banjarnegara.
Sepanjang jalan
masyarakat ramai-ramai menyambut dan mengelu-elukan rombongan
kirab. Di depan sendiri dokar pembawa bendera lambang daerah dan bendera merah
putih yang sebelumnya diserahkan oleh Ketua DPRD Banjarnegara Wahyu Kristanto
kepada Bupati Sutedjo Slamet Utomo dan Wakil Bupati Hadi Supeno. Rute kirab
dari desa Banjarkulon- Banjarmangu-Petambakan-Rejasa-Kutha Banjarnegara.
Rombongan kirab kemudian
mengikuti Rapat Paripurna Istimewa DPRD dalam rangka Hari Jadi ke 182 dengan
agenda utama pembacaan Perda No 3 tahun 1991 tentang Peringatan hari Jadi
Banjarnegara, pembacaan sejarah kabupaten Banjarnegara dan Pidato Bupati.
Setelah itu Bupati, Wakil Bupati, Ketua DPRD dan segenap anggota, serta anggota
Forum Komunikasi Pimpinan Daerah mengikuti kirab.
Urut-urutan kirab di
depan sendiri manggala yudha yang diperankan oleh Mudi, diikuti pasukan tambur,
kemudian lambang daerah dan bendera merah putih, lalu urutan gambar
Bupati-Wakil Bupati pertama hingga terakhir.
Di belakangnya Bupati dan
Wakil Bupati diapit Kakang Mbekayu Duta Wisata 2012 dan 2013. Di akhir pasukan
ditandu tujuh gunungan berisi masing-masing berisi padi dan jagung (pala wija),
pala pendem, pala gumantung, buah-buahan, dan sayur mayur. Dari Gedung
DPRD hingga alun-alun dan halaman pendopo, ribuan massa berjubel sepanjang jalan
menyaksikan kirab dengan penuh antusiasme.
Puncak kemeriahan terjadi
saat tujuh gunungan memasuki bagian utara alun-alun. Gunungan belum diletakkan,
langsung dirayah oleh ribuan penonton yang sudah menunggu sejak pagi hari.
“Kula matur nuwun
dhumateng sedaya warga masyarakat Banjarnegara ingkang sampun sami njagi
persatuan lan kesatuan, sarta ngudi pakaryan kanthi sregep, prigel, gemi
nastiti sahengga Banjarnegara majeng ing sedaya babagan. Taksih kathah
kekirangan, nanging ugi kathah kemajengan. Mugi-mugi warsa ngajeng langkung sae
malih” kata Bupati dalam pidatonya yang menggunakan bahasa Jawa. Prosesi hari
jadi dimeriahkan dengan pagelaran tari Gambyong Banyumasan, tari Rampak Serayu,
dan tari Jemparing.
Gelaran Parade
Budaya
Belasan ribu
pengunjung memadati sepanjang jalan dan alun-alun, tempat digelarnya parade
budaya yang mengawali pembukaan Festival Serayu Banjarnegara (FSB) 2013, Sabtu,
24 Agustus 2013.
Mereka sudah
sejak pagi menunggu parade budaya berupa atraksi kesenian dan adat lama dari 20
kelompok penampil. Antara lain tari rampak yakso dari Dieng, Ujungan dari
Susukan, Brenong Kepang, Brendung, Lesung, Kothekan, Batik Carnaval dan
lainnya.
"Acaranya
menarik, ternyata lain dari pawai atau acara biasanya," kata Dwi Atmoko,
warga asal Kecamatan Wanadadi, yang datang bersama istri dan anaknya. Ketertarikan
tak hanya disampaikan oleh warga saja, seorang Duta Besar dari Yaman, Ali
Alsoswa, yang menghadiri parade budaya itu mengaku terkesan. Bahkan ia
berencana mengunggah foto-foto hasil jepretannya ke media sosial untuk
dipromosikan ke negara dan rekan-rekannya.
"Saya
terkesan dan terima kasih sudah mengundang saya ke Banjarnegara," katanya (M Syarif SW/CN38/SMNetwork).
Ganjar Jadi Gatotkaca Di Festival Serayu Banjarnegara
Gubernur
Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang baru saja dilantik, mengenakan kostum tokoh pewayangan
Gatotkaca dalam kegiatan Festival Serayu Banjarnegara (FSB) di Banjarnegara,
Jawa Tengah. Dalam acara tersebut Ganjar mengaku ketika kali pertama datang
langsung didaulat untuk mengenakan kostum gatotkaca.
"Baru
pertama kali didandani kaya kiye, ketone nek anakku liat malah senang,"
ujar Ganjar, Sabtu, 24
Agustus 2013.
Ganjar
mengungkapkan apresiasi setinggi-tingginya terhadap pagelaran FSB 2013 yang
digelar Kab.
Banjarnegara. Ia mengatakan pendekatan kebudayaan seperti yang dilakukan dalam
FSB, menjadi bagian penting dalam membangun karakter kepribadian bangsa.
"Banjarnegara
memberikan pengalaman baru dengan melalui pendekatan kebudayaan. Hal ini
sebenarnya sesuai dengan nilai-nilai pancasila," ujarnya.
FSB 2013 diisi pawai budaya yang diikuti 20 peserta dari berbagai kecamatan dengan menampilkan kesenian asli masing-masing.
FSB 2013 diisi pawai budaya yang diikuti 20 peserta dari berbagai kecamatan dengan menampilkan kesenian asli masing-masing.
Selain itu, acara ini juga dihadiri perwakilan Duta Besar negara sahabat serta anggota DPR RI yang menjabat sebagai Sekjen Partai Persatuan Pembangunan, Romahurmuzy dan beberapa tamu dari kabupaten lainnya.
(Chandra, merdeka.com),
Parak Iwak
Memeriahkan Festifal
Gelaran Festival Serayu
Banjarnegara 2013 juga dimeriahkan dengan acara unik dan menarik, bertempat di
Sungai Serayu. Acara tersebut yakni Pesta Parak Iwak yang akan digelar mulai
26-27 Agustus 2013.
Bupati
Sutedjo Slamet Utomo, mengatakan, Pesta Parak Iwak merupakan sebuah bentuk
pengejawantahan kesadaran masyarakat di sekitar Serayu, yang telah merasakan
manfaat sungai tersebut.
Suasana Acara Parak Iwak |
"Parak
iwak akan diawali prosesi pengambilan Ulam Sari Tirta Nyawiji dari
telaga-telaga di Dataran Tinggi Dieng. Yakni Telaga Balekambang, Merdada,
Sewiwi, Sendang Sedayu, Telaga Pengilon, Telaga Warna dan Telaga Cebong,"
katanya, Rabu (13/2).
Ulam
Sari Tirta Nyawiji itu, kemudian ditempatkan dalam bokor Tumus Pandeleng Ing
Manah dan dikirab melalui kota Batur, Wanayasa, Karangkobar, Banjarmangu dan
disemayamkan di Madukara.
Baru
hari berikutnya dikirab ke sungai Serayu
dan dilarung. Para wisatawan dapat ikut acara itu dari mulai gogoh iwak,
menangkap ikan di sungai, makan bersama 1000 tumpeng sembari menikmati hiburan
seni budaya (SM).
Dukungan
Promosi Bidang Pariwisata
Program Pasca Sarjana
Sekolah Tinggi Ilmu Pariwisata Trisakti Jakarta membantu pelaksanaan Festival
Serayu Banjarnegara Tahun 2013 berupa promosi kegiatan. Hal ini dibahas saat
audiensi perwakilan mahasiswa dengan Wakil Bupati Drs. Hadi Supeno, M. Si., di rumah
dinas.
Koordinator mahasiswa
Mila Feryanti, menyatakan bahwa tujuan mereka melakukan audiensi adalah untuk
mengetahui sejauh mana mereka dapat memberikan sumbangsih berkaitan dengan
disiplin ilmu yang digelutinya. Kebetulan, imbuh putri Satrio Yudiarto Pemilik
Surya Yudha Park, Sekolah Tinggi Ilmu Pariwisata Trisakti memiliki pengalaman
kerjasama dengan Pemkab Cirebon.
“Pada tahun lalu, kami
mempunyai program pengembangan home stay bekerja sama dengan Pemkab Cirebon.
Program ini kami nilai cukup berhasil karena dari lima rumah kini telah
berkembang menjadi sepuluh rumah. Dalam kapasitas seperti itu, kami ingin
membantu pemkab mengembangkan sarana pendukung pariwisata untuk mendukung
pelaksanaan Festival Serayu” katanya.
Wakil Bupati Drs. Hadi
Supeno, M. Si., menyambut baik inisiatif yang dilakukan oleh Mahasiswa Pasca
Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Pariwisata Trisakti yang ingin mendharmabaktikan
ilmu secara langsung dengan membantu pelaksanaan Festival Serayu. Setelah
memberikan cukup penjelasan tentang Festival Serayu berkait sejarah, nama,
cakupan kegiatan, sasaran, dan target kegiatan, wabup menyampaikan sejumlah hal
yang masih membutuhkan bantuan agar optimal.
Pertama adalah masalah
promosi kegiatan Festival Serayu. “Kami menyadari hal ini sebagai masalah
berat. Bisa jadi dengan kerja keras dan panjang pengunjung yang hadir sedikit
ataupun banyak namun tidak berkualitas. Ini menjadi tantangan kami sendiri dan
kuncinya ada di keberhasilan promosi yang kami lakukan” katanya.
Kedua, imbuhnya, adalah masalah
akomodasi yang masih sangat kurang.
“Total kapasistas kamar
hotel di Banjarnegara hanya 271 kamar. Ini masih sangat kurang. Kita sangat mengharapkan
hadirnya 150 ribu pengunjung ke acara ini. Karena itu, kita berupaya
mengembangkan home stay di wilayah perkotaan dengan bekerjasama dengan
Kelurahan Kota. Di bagian inilah, kami berharap peran mahasiswa Trisakti untuk
membantu pengembangan homestay yang memenuhi standar pelayanan” katanya.
Ketiga, sambung Hadi, Banjarnegara
belum memiliki pusat oleh-oleh. “Selalu saja, lanjutnya, setiap kami promosi
aneka produk makanan khas Banjarnegara yang sungguh sangat orisinil baik rasa
maupun jenisnya, kami selalu kebingungan saat ada pertanyaan dimana kami dapat
membeli produknya”. “Banjarnegara membutuhkan pusat oleh-oleh yang
representative dimana di tempat tersebut tersedia tempat parkir luas, mushola,
toilet, tempat istirahat, dan sarana pendukungnya. Bila memungkinkan mahasiswa
Trisakti bisa membantu kami mendatangkan investor” katanya.
Selain bantuan promosi
melalui berbagai sarana yang dimiliki oleh mahasiswa Pasca Sarjana maupun
lembaganya, kata Hadi, kami juga berharap pada saat pelaksanaannya dibantu
untuk mengerahkan mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti agar
berbondong-bondong ikut menghadiri kegiatan Festival Serayu Banjarnegara Tahun
2013.
“Paling tidak ikut hadir
pada ikon kegiatan Festival Serayu yaitu Pesta Parak Iwak saat ribuan orang
bersama-sama turun ke sungai Serayu untuk mencari ikan dengan menggunakan kedua
tangannya. Kegiatan ini unik karena langka dan tidak ada di tempat lain. Di
kegiatan ini, orang berpeluang meraih hadiah besar karena mendapatkan ikan yang
bertanda khusus” katanya (Wahyono, Humas Setda Banjar Negara, **--eko br).
Sudah Saatnya Serayu Jadi Ikon
Geliat Festival Serayu
Banjarnegara (FSB) 2013 sudah terasa. Beberapa desa bahkan mempersiapkan
kesenian untuk ditampilkan dalam ajang terbesar di Banjarnegara ini.
Festival Serayu
Banjarnegara dilangsungkan pada tangal 24 hingga 31 Agustus mendatang. Semua
kalangan menyambut event pertama dan terbesar di Banjarnegara ini.
Kepala Dinas Kebudayaan
dan Parisiwata (Dinbudpar) Kabupaten Banjarnegara, Aziz Achmad mengatakan,
dalam Festival Serayu Banjarnegara ini, panitia akan menjadikan Sungai Serayu
yang berhulu di Dataran Tinggi Dieng akan menjadi ikon wisata Kabupaten
Banjarnegara.
“Saatnya Serayu diangkat
menjadi ikon Banjarnegara dan dijual sebagai paket wisata. FSB 2013 ini menjadi
awal kebangkitan wisata di Banjarnegara,” katanya.
Sungai Serayu yang
membelah wilayah Banjarnegara memiliki potensi alam dan budaya yang luar biasa.
Sayangnya, selama ini belum bisa digarap optimal. Sejauh ini, paket wisata
Sungai Serayu yang sudah digarap adalah wisata arung jeram. Selain rutin
dikunjungi wisatawan domestik dari berbagai daerah di tanah air, beberapa kali,
Sungai Serayu digunakan sebagai lokasi kegiatan lomba arung jeram tingkat
nasional bahkan internasional.
Melalui FSB 2013 ini,
selain arung jeram, juga mengangkat kebudayaan lembah Sungai Serayu yang sangat
beragam. Sekaligus untuk ditawarkan menjadi daya tarik wisatawan domestik dan
mancanegara. Banjarnegara sejauh ini belum terlalu dikenal oleh khalayak luas
sebagai destinasi wisata. Namun, sejak berdirinya hotel berbintang di
Banjarnegara 2011 lalu, pemkab berniat lebih mempromosikan wilayah yang berada
di lintas jalur tengah Jateng ini (Satelit.news).
Selamat, semoga
Banjarnegara Gilar-gilar benar-benar bersinar.
Doc. by Bio